Monday, June 6, 2011

SEKARANG HUJAN TIDAK PERNAH LELAH

Kakekku tidak dapat menanam kacang tahun lalu, karena sawahnya tergenang air terus,ini awal presentasi Kun Praseno, Advisor Ketahanan Masyarakat dan Adaptasi Perubahan Iklim program IMACS! Presentasi ini dilakukan di Lokakarya Kampanye PRIDE 2011 yang bertajuk Menginspirasi Konservasi berbasis komunitas. Kegiatan ini dilaksanakan di Bogor oleh Rare Indonesia, Lembaga yang memiliki misi ‘Inspiring Conservation’ , berlangsung mulai tanggal 18 hingga 19 april 2011.

Momentum lokakarya ini dimanfaatkan oleh program IMACS untuk melakukan sosialisasi program, mengingat peserta lokakarya berasal dari seleuruh Indonesia dan dari berbagai stakeholder pelaku kegiatan lingkungan. Untuk memancing keingintahuan peserta terhadap program IMACS, presenter dari IMACS membuka dengan menceritakan kondisi Kakeknya yang tidak dapat menanam kacang panjang di tahun 2010, akibat hujan terus menerus tidak mengenal lelah menurunkan airnya sepanjang tahun, sementara lahan untuk palawija jenis seperti kacang ini dalam masa pertumbuhannya tidak memerlukan air yang terlalu banyak. Tidak banyak orang yang menyadari bahwa 2010 tidak ada musim kemarau yang datang menyapa. Jika Kondisi ini telah terjadi berarti sangat mungkin akan terjadi kemarau yang berlangsung sepanjang tahun bukan? Banyak parameter alam disekitar kita yang telah berubah, data menunjukkan bahwa telah terjadi pergeseran pola musim dan peningkatan potensi terjadinya curah hujan maksimum!Kita tidak menyadari bahwa ternyata telah terjadi Perubahan Iklim. Perubahan Iklim adalah berubahnya parameter iklim (curah hujan,suhu,angin,kelembaban,tekanan udara,penguapan dan tutupan awan) pada pola dan intensitasnya dibandingkan dengan rata-rata waktu yang terukur . Dampaknya dapat berupa banjir,kekeringan,putting beliung,suhu udara yg semakin panas,hingga curah hujan yg tidak menentu dari tahun ke tahun.

Jika kita tidak mampu beradaptasi dan mengurangi dampak resiko perubahan iklim ini, maka kehidupan kita berada pada situasi terancam. Ditambah lagi posisi geografis Negara kita yang berada di sabuk gunung berapi yang rawan akan bencana, hal ini makin meningkatkan potensi resiko yang harus dihadapi hampir sebagian besar penduduk Indonesia. Untuk itu USAID merancang beberapa program yang substansinya mengarah untuk menjawab tantangan terhadap perubahan iklim melalui Marine Resources Management Program yang salah satunya adalah Indonesia Marine and climate Support (IMACS). Salah satu tugasnya adalah meningkatkan ketahanan masyarakat pesisir dan membantu masyarakat beradaptasi dengan perubahan iklim. Respond peserta cukup menggembirakan, Pak Lazuardi dari DKP Padang sangat berharap daerahnya mendapatkan manfaaf dari pelaksanaan program ini. Begitupula dengan Ir. Djati Witjaksono Hadi, M.Si, Kepala Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawsih yang menyampaikan bahwa di lokasi taman nasionalnya telah terkena dampak akibat perubahan iklim ini yaitu dengan terjadinya ‘coral bleaching’ atau pemutihan karang akibat kenaikan suhu air laut yang mengakibatkan matinya karang-karang yang notabenenya merupakan rumah daripada ikan-ikan ekonomis penting, Beliau sangat berharap wilayah binaannya dapat menjadi lokasi program IMACS juga.

No comments: