Program Mitra Bahari siap mengawal isu Perubahan Iklim
‘Manfaat TOT adaptasi perubahan iklim ini sangat besar
bagi kami-terutama Mitra Bahari sebagai jembatan antara masyarakat serta
pemerintah dan kami juga baru pertama kali mendapatkan pelatihan
sejenis....kami harapkan kedepan hasil dari pelatihan ini dapat dikembalikan
kepada masyarakat dan birokrat...... ’ Dr. Ir. Sitti Hilyana, M. Si (Konsorsium Mitra Bahari NTB Universitas
Mataram)
Berawal dari kegiatan Lokakarya
Nasional XV Mitra Bahari pada tanggal 23 November 2011 di Bandung, dimana
kesepakatan untuk bekerja sama disepakati antara IMACS dan Program Mitra bahri
Nasional, maka kegiatan Training of Trainer “Perencanaan adaptasi
perubahan iklim di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil” dilaksanakan.
Persiapan
pelaksanaan pelatihan didahului dengan pertemuan formal dan informal dengan
pihak Sekretariat Nasioanal Mitra Bahari, khususnya dengan Umi Windriani-Kabag.
Mitigasi Bencana & Polusi Lingkungan: dan Raden Tomi Supratomo serta pihak
WWF dan Conservation Internasional. Paralel dengan persiapan ini, pihak IMACS melakukan juga koordinasi intens
dengan penyelenggara dan penyusun modul kegiatan training LEAP yaitu Meghan Gambos,
Scots Atkinson serta Kathleen Flower, khususnya terkait dengan upaya
perbaikan/revisi modul yang akan digunakan.
Pertemuan membahas perbaikan
modul juga dilakukan oleh para fasilitator yaitu Fendi Sondita, Taswien munier
, Teddy Indrauan serta kun Praseno
Acara rutin tahunan Program Mitra Bahari ini
ditujukan untuk peningkatan kapasitas sumberdaya manusia dalam mendukung
pembangunan kelautan dan perikanan, khususnya kelautan, pesisir dan pulau-pulau
kecil, melalui kemitraan antar stakeholder.
Adapun topik dan materi pelatihan setiap tahunnya disesuaikan dengan
kebijakan dan program yang sedang menjadi fokus. Pada tahun ini, pelatihan ini mengambil topik
adaptasi perubahan iklim dengan judul “Perencanaan adaptasi perubahan iklim di
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil”.
Kegiatan ini dibuka oleh Sekretaris
Ditjen KP3K dan diikuti oleh 40 (empat puluh) peserta dari 31 Konsorsium Mitra
Bahari (KMB Bali dan Sumbar tidak mengirimkan perwakilannya), perwakilan dari
Direktorat lingkup Ditjen KP3K dan perwakilan dari BPSDMKP.
Komposisi peserta yaitu Pria 28 orang dan Wanita 12 orang. Guna menjaga kualitas dan
keberlanjutan pelatihan ini, maka dalam pelatihan ini kami mengundang participatory observer dari Pusat
Pelatihan BPSDMKP- Priyantini Dewi,
SE, MM - Kasubbid Metode dan Kurikulum Puslat BPSDMKP.
Pelatihan ini dibagi secara garis
besar dibagi menjadi 2 (dua) sesi yaitu sesi kebijakan dan program adaptasi
perubahan iklim dan sesi praktek. Pada
Sesi kebijakan disampaikan Kebijakan Nasional Perubahan Iklim oleh Sekretaris
Pokja Adaptasi Dewan Nasional Perubahan Iklim dan Kebijakan dan Program
Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam Adaptasi Perubahan Iklim oleh Direktur
Pesisir dan Lautan, Ditjen KP3K, KKP. Sedangkan
sesi praktek, peserta dibimbing oleh fasilitator yang terdiri dari Dr. Fedi
Sondita (CI/IPB), Kun Praseno (IMACS), Taswien Munier (WWF) dan Teddy Indriauan
(Direktorat Pesisir dan Lautan, Ditjen KP3K, KKP). Adapun materi pelatihan mengadopsi modul
pelatihan serupa di Negara Micronesia yang dikembangkan melalui Micronesia
Challenge.
Perkembangan yang menarik setelah
pelatihan ini berakhir adalah disepakatinya tindaklanjut baik di tingkat
nasional maupun lokal, yang diharapkan dapat mengawali pengenalan dan penguatan
kapasitas stakeholder terkait dengan isu perubahan iklim. Ir. Abdul Hamid, M.Si dari Konsorsium Mitra
Bahari Sulawesi Tenggara - FPIK Universitas Haluoleo juga
menyampaikan kesiapan dan rencana untuk menularkan kapasitas yang diperoleh
dari TOT ini kepada stakeholder di wilayahnya.
Adapun tindak lanjut dari pelatihan dimaksud sebagai berikut :
a. Modul Pelatihan akan disertifikasi sebagai
standar modul pelatihan perencanaan adaptasi perubahan iklim di wilayah pesisir
dan pulau-pulau kecil dan pelatihanselanjutnya
akan dilaksanakan oleh BSDMKP.
b. BPSDMKP sebagai pelaksana kewenangan dalam
peningkatan kapasitas sumberdaya manusia di bidang kelautan dan perikanan
hendaknya dapat memanfaatkan peserta pelatihan sebagai bagian dari
pelatih/pendamping masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil.
c.
Ditjen KP3K hendaknya dapat membantu komunikasi dengan Dinas KP dan Universitas
terkait dengan telah dilatihnya sumberdaya manusia Konsorsium Mitra Bahari guna
mendukung implementasi adaptasi perubahan iklim di daerah.
d.
Guna menindaklanjuti pelatihan ini, melalui program IMACS bekerjasama dengan
BPSDMKP dan Ditjen KP3K, dapat ditingkatkan kapasitas modul pelatihan serta
alumni pelatihan, sehingga modul pelatihan dan fasilitatornya dapat sesuai
dengan kondisi dan dinamika kelautan dan perikanan di Indonesia dalam adaptasi
perubahan iklim.
Tindaklanjut ini optimis dapat dilakukan, mengingat beberapa stakeholder PMB lokal telah menunjukkan kesiapannya seperti
yang diungkapkan oleh Dr. Sitti Hilyana dari Konsorsium PMB NTB yang siap untuk
‘mengembalikan’ hasil pelatihan ini ditingkat masyarakat dan jajaran birokrat
di daerahnya.(lihat film)
Progress ini juga merupakan bagian dari upaya
pencapaian target program IMACS yang mengharapkan kesiapan Pemerintah lokal dan
masyarakat di lokasi program dapat melakukan penilaian kerentanan lkhususnya
yang terkait dengan akibat perubahan iklim.
No comments:
Post a Comment