Wednesday, January 16, 2008

Mengenal Ekosistem Terumbu Karang Sejak Dini

Kabar Negeriku
Rabu, 21 November 2007 - 19:47 wib

Kendari, Rabu--Pengenalan tentang ekosistem terumbu karang sebagai rumah bagi biota laut seperti ikan terhadap anak usia dini perlu dilakukan, agar kelangsungan ekosistem terumbu karang dapat diselamatkan.
"Jika sejak kecil anak-anak Indonesia, utamanya di Sultra, sudah mengenal fungsi dari ekosistem terumbu karang, maka angka kerusakan terhadap laut akan berkurang, utamanya masyarakat daerah pesisir," kata asisten konsultan "Coral Reef Rehabilitation and Manajemen Program" (COREMAP), Kun Praseno di Kendari, Rabu.
Rusaknya terumbu karang berdampak pada kurangnya sumber makanan seperti ikan dan pendapatan nelayan, utamanya di daerah pesisir serta ancaman erosi yang tidak dapat terhindarkan.
Selain itu, potensi jenis hewan tertentu yang dapat dijadikan sumber obat-obatan semakin berkurang, katanya tanpa menyebutkan hewan yang dimaksud.
Saat ini, kata Kun, 75.000 km2 luas pesisir laut, termasuk terumbu karang di Indonesia kini tinggal 20 persen yang masih terawat dengan baik, salah satunya seperti di Kabupaten Wakatobi dan Buton.
Setiap satu kilometer, terumbu karang berpotensi menghasilkan ikan antara 10-30 ton per tahun.
Menurut dia, kerusakan terumbu karang diakibatkan kurangnya kepedulian masyarakat, sebab pemerintah tidak memberikan alternatif pekerjaan kepada nelayan selain melaut.
Selain itu, ekosistem terumbu karang ternyata mampu mengisap karbon monoksida seperti asap kendaraan maupun nafas buangan manusia dan menghasilkan oksigen yang bersih, katanya menambahkan.
Jika ekosistem terumbu karang, termasuk hutan bakau dapat diselamatkan dari sekarang, maka nilai ekonominya sangat besar, karena akan menarik minat wisatawan untuk menikmati keindahannya.
"Kesejahteraan nelayan juga akan meningkat, karena hasil tangkapannnya tetap banyak serta menambah pendapatan daerah," katanya.
Untuk itu, pihaknya tetap melakukan pendampingan terhadap masyarakat pesisir, utamanya nelayan dan memberikan bantuan penguatan modal serta sosialisasi terumbu karang.
Masyarakat sangat memiliki peran dalam menjaga kelangsungan ekosistem terumbu karang, sebab mereka bersentuhan langsung dengan laut.
Kun mengemukakan, ancaman rusaknya terumbu karang yakni akibat penangkapan ikan dengan cara meracun dan membom laut, penambangan karang untuk bahan bangunan dalam skala besar dan kegiatan pariwisata yang membuang jangkar di atas karang laut.
Penebangan hutan bakau, pencemaran buangan pabrik dan sampah rumah tangga serta pembangunan kawasan pesisir yang tidak terkendali, juga menjadi ancaman bagi kelangsungan ekosisten terumbu karang.
Ekosistem terumbu karang harus diselamatkan sejak dini, sebab menyangkut kepentingan orang banyak dan tugas tersebut menjadi tanggung jawab bersama, baik masyarakat maupum pemerintah, kata Kun Praseno.
Sumber: AntaraPenulis: jodhi. http://kompas.com/ver1/Negeriku/0711/21/194708.htm

No comments: